Politeknik Bumi Akpelni, 25-26 Oktober 2024 – Dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa program studi Manajemen Pelabuhan dan Logistik Maritim, Politeknik Bumi Akpelni, bekerja sama dengan DPW ALFI Jawa Tengah – DIY, menyelenggarakan pelatihan dan uji kompetensi di bidang ekspor dan impor. Kegiatan ini diikuti oleh 44 peserta yang terdiri dari mahasiswa Politeknik Bumi Akpelni maupun perguruan tinggi lain, dengan dukungan dari dosen dan praktisi industri.
Dalam sambutannya, Ketua Program Studi, Bapak Ridwan, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai salah satu tolok ukur untuk menilai kesesuaian teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan praktik di lapangan. “Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari dengan materi yang diberikan secara maraton. Peserta dituntut untuk menjaga kondisi fisik dan mental agar dapat menyerap semua informasi dengan baik,” ujarnya.
Hari pertama dan kedua akan difokuskan pada penyampaian materi, sementara hari ketiga akan dilaksanakan ujian sertifikasi dalam bahasa Inggris. “Bekal yang didapat dari pelatihan ini sangat penting saat mahasiswa menjalani praktik atau magang di industri,” tambahnya.
Direktur Politeknik Bumi Akpelni, Capt. Fajar, juga menyampaikan pentingnya kompetensi dalam dunia kerja yang semakin kompetitif. “Kompetensi adalah kunci untuk bersaing, baik di pasar nasional maupun global. Pelatihan semacam ini menjadi sangat penting,” katanya. Dia mendorong seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan serius, karena perdagangan internasional menawarkan banyak peluang, terutama di bidang logistik.
Ketua DPW ALFI, Bapak Teguh, menambahkan, “Kita harus mempersiapkan kompetensi dengan baik. Pertama, peserta harus memahami produk (pengetahuan) dan ilmu yang mendasarinya; kedua, mereka perlu tahu cara menjual produk (pengetahuan) tersebut. Menguasai dua aspek ini akan membuka banyak peluang kerja di perusahaan-perusahaan terkemuka.”
Dengan tantangan ekonomi global yang terus berubah, serta target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan mencapai 8%, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta mahasiswa dalam industri. “Hilirisasi dan pengolahan barang mentah menjadi fokus penting untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan,” pungkas Bapak Teguh.
Kegiatan pelatihan ini merupakan langkah nyata dalam mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ada di dunia industri, khususnya dalam bidang ekspor dan impor yang semakin berkembang dengan adanya digitalisasi dan sistem CEISA 4.0.